
Ia merasakan tidak perlu mengganti ke nama lain karena dengan mempertahankan nama China membuktikan ia hanya menganut Islam tetapi masih mempertahankan keturunan China yang diwarisi dari kedua orang tuanya. Selain itu, ia juga membuktikan ia tetap mempertahankan hubungan kekeluargaan walaupun setelah memeluk Islam.
Menceritakan pengalamannya dibuka hidayah Ilahi untuk menerima Islam, ia sebenarnya mengenali, mempelajari, mengkaji dan menguasai Islam selama lebih 10 tahun sejak di sekolah menengah.
Segalanya dimulai saat ia mengambil subjek Sejarah Islam ketika di Tingkatan Enam sebagai subjek wajib bagi mahasiswa jurusan sastra.
“Siapa sangka itu adalah titik awal yang membuka minat saya untuk lebih mengenali dan mendekati Islam, malah menjadi siswa terbaik subjek tersebut. Dalam diam, saya mulai mempelajari Islam lebih dalam.
“Namun, sering kali terjadi beberapa persoalan kemusykilan yang diajukan ke teman sekolah tidak dapat dijawab dengan baik oleh mereka. Kondisi itu mendorong saya mencari dan mempelajari Islam, “katanya.
Menyadari ketertarikannya terhadap Islam semakin mendalam, ia memutuskan melanjutkan pelajaran di tingkat sarjana dalam pengkajian tersebut Gerakan Islam pada 1992 sampai 1996 di Universitas Malaya.
Dalam periode itu, hatinya tidak terbuka untuk menganut Islam karena belum menemukan apa yang benar-benar memberikan keyakinan untuk memulai langkah pertama, ditambah dengan masalah ingin menjaga hati keluarga yang menentang keras keinginan anggota keluarga memeluk Islam.
“Sepuluh tahun saya belajar tentang Islam secara diam. Saya ambil Sejarah Islam di Tingkatan Enam, orang tua pun tidak tahu. Begitu juga ketika melakukan penelitian untuk studi sarjana, mereka tidak tahu.
Categories: